ETIKA PROFESI DALAM TEKNIK INDUSTRI (TUGAS 1)
Kata etik (atau etika) berasal dari kata
ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat.
Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimilki oleh
individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah
dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik.
Menurut Martin (1993), etika
didefinisikan sebagai “the discpline which can act as the performance index or
reference for our control system”. Dengan demikian, etika akan memberikan
semacam batasan maupun standar yang akan mengatur pergaulan manusia di dalam
kelompok sosialnya. Dalam pengertiannya yang secara khusus dikaitkan dengan seni
pergaulan manusia, etika ini kemudian dirupakan dalam bentuk aturan (code)
tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsipprinsip moral
yang ada dan pada saat yang dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk
menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-rasional umum (common
sense) dinilai menyimpang dari kode etik. Dengan demikian etika adalah refleksi
dari apa yang disebut dengan “self control”, karena segala sesuatunya dibuat
dan diterapkan dari dan untuk kepenringan kelompok sosial (profesi) itu sendiri
Berbicara mengenai bagaimana profesi
teknik industri sebenarnya tidak dapat terlepas dari bagaimana definisi teknik
industri itu sendiri. Dari defini yang diberikan oleh IIE (Institute of
Industrial Engineering) mengenai teknik industri, dapat dijelaskan bahwa
profesi teknik industri bergerak dalam beberapa kegiatan, mulai dari merancang,
meningkatkan, dan menginstalasi sebuah sistem yang terintegrasi.
MERANCANG Merancang menunjukkan
kemampuan untuk secara kreatif mengombinasikan pengetahuan yang telah dimiliki
ke dalam sebuah rancangan sistem. Di sini, sistem tidak hanya terkungkung pada
pemahaman sistem manufaktur saja, tetapi dapat pula berupa sistem solusi
integratif (integrated solution system), yaitu sistem yang multi-perspective,
multi-disiplin, multi-approach, dan multi-dimensi.
MENINGKATKAN Meningkatkan berkaitan
dengan kemampuan manajerial/manajemen. Dalam manajemen harus ada peningkatan
yang harus dilakukan dalam upaya untuk memecahkan masalah. Dalam proses ini
mencakup kepekaan mengidentifikasi masalah, kemampuan analisis dengan berbasis
data, berfikir sistem, dan sebagainya.
MENGINSTALASI Menginstalasi menunjukkan
kemampuan untuk melakukan pendefinisian langkah-langkah yang dibutuhkan untuk
melakukan instalasi terhadap rancangan sistem. Dari kemampuan yang dapat
dilakukan tersebut, maka seorang industrial engineer dapat bekerja di bidang kerja yang cukup luas, di berbagai
tipe industri, baik manufaktur maupun jasa, atau bahkan wirausaha. Misalnya:
1. Industri
pesawat terbang dan luar angkasa
2. Industri
logam
3. Industri
perbankan
4. Industri
minyak dan gas
5. Industri
keramik
6. Industri
perakitan elektronika
7. Industri
hiburan (entertainment)
8. Industri
retail
9. Industri
perkapalan
10. Industri
pertambangan
11. Industri
transportasi
12. Konstruksi
13. Konsultan
14. Perhutanan
dan perkayuan
15. Asuransi
16. Energi
17. Pelayanan
kesehatan (medical services)
Pemerintahan Dalam suatu perusahaan
manufaktur, posisi seorang insinyur teknik industri identik dengan
posisi-posisi seperti project manager, product engineer, process engineer,
logistic and inventory control, quality control, quality assesement, ergonomist
/ safety / HSE, team designer, dan sebagainya. Dari penjelasan tersebut,
terlihat bahwa cakupan profesi keteknikindustrian sangatlah luas dan tersebar
di berbagai bidang. Akan tetapi, ada satu hal yang harus dicermati, yaitu bahwa
bidang-bidang yang dicakupi oleh teknik industri adalah bidang-bidang yang
masuk dalam kategori sociotechnical system, dimana socio (manusia) dan
technical (faktor teknologi) adalah dua faktor utama yang saling berinteraksi
di dalamnya.
Dalam berprofesi juga tentunya terdapat aturan
atau etika dalam menjalankan profesinya. Etika profesi sendiri merupakan sikap
menegakkan aturan-aturan yang disepakati demi kebaikan manusia, sesuai dengan
batasan dalam melkakukan pekerjaan berdasarkan kemampuan. Berikut ini merupakan
contoh aktivitas tidak beretika profesional dalam bekerja khusunya sebagai
seorang sarjana teknik industri:
a.Egois tidak dapat bekerja sama dalam tim
Pekerjaan
yang dilakukan pada umumnya akan berhubungan atau berkaitan dengan banyak orang
dimana kerjasama dalam tim tentu sangat diperlukan. Orang yang egois dan tidak
dapat bekerja sama dalam tim merupakan aktivitas tidak beretika
b.Sering tidak masuk kerja
Sering
absen atau tidak masuk kerja merupakan aktivitas tidak beretika dimana hal
tersebut akan dapat menghambat pekerjaan orang lain dan merugikan perusahaan.
Orang yang beretika akan bertanggung jawab pada pekerjaannya dengan masuk kerja
dan menyelesaikan pekerjaannya
c.Menjatuhkan pendapat orang lain dengan celaan
Berpendapat
dalam melakukan pekerjaan merupakan hal wajar yang perlu dilakukan oleh para
profesional kerja. Menjatuhkan pendapat orang lain dengan celaan merupakan
kegiatan tidak beretika dimana hal tersebut akan membuat orang lain
tersinggung.
d.Tidak bertanggung jawab terhadap pekerjaan
Hal
ini tentu merupakan aktivitas tidak beretika dimana bertanggung jawab atas apa
yang dikerjakan adalah kewajiban dari pekerja. Selain itu hal ini juga akan
merugikan orang lain dan perusahaan itu sendiri.
e.Membocorkan rahasia perusahaan
Setiap
perusahaan tentu memiliki rahasia dimana tidak semuanya dapat dibocorkan atau
disebarkan kepada orang banyak. Menyebarkan rahasia perusahaan tentu merupakan
kegiatan tidak beretika.
Etika Profesi penting untuk
dipahami oleh Sarjana Teknik Industri agar dapat meningkatkan skill dalam
aktivitas seorang Sarjana Teknik Industri seperti merancang, meningkatkan, dan
menginstalasi. Etika Profesi ini berfungsi juga agar kita sebagai seorang
Sarjana Teknik Industri mempunyai tanggung jawab dan keadilan serta bisa
menerapkan prinsip moral yang ada.
REFERENSI
0 komentar: